Minggu, 01 Juni 2008

konsisten

SEBUT saja dia twk. Kami kenalan tiga tahun yang lalu. Orang yang easy going sehingga sangat mudah akrab dengan siapa saja. Dia seorang tukang ambil gambar terbaik yang pernah saya kenal. Ini bukan hanya versi saya. Ini kalau melirik penghargaan yang diterimanya, beberapa tahun ini. Tukang ambil gambar terbaik Jawa Pos, terbaik di Fajar Grup dan pemenang lombai essai foto nasional. (beri applaus dong).
Berteman dengannya memang memberi warna lain. Dia bisa mencairkan suasana yang tegang di mana saja. Baik saat dikejar deadline maupun saat demonstrasi terutama dalam suasana santai. Joke khasnya tidak pernah bisa lepas. Satu hal yang menjadikan saya salut terhadap dia adalah sikap konsistennya. Tidak tanggung-tanggung dia kerap memberikan ‘perlawanan’ terhadap apa yang diluar nalar sehatnya. Tidak peduli terhadap siapa. Dan itu berlaku juga terhadap Tuhannya.
Tiga tahun kerap mendapat penugasan sama dengannya, tidak pernah sekalipun twk melakukan ritual agama. Mungkin saja orang bisa mengatakan saya tidak melihatnya, namun hal itu tidak cuma datang dari pribadi. Beberapa teman pun pernah mengalami hal yang sama.
Dan beberapa pengalaman ini membenarkan hal itu. Suatu hari saya mendapat tugas di Bandara Hasanuddin karena hilangnya Adam Air. Seingat saya hari itu Jum’at. Dan sebagai pilihan keyakinannya, shalat Jum’at merupakan salah satu ritual yang sangat diagungkan. Bahkan banyak orang yang sadar secara tiba-tiba di hari itu. Tapi itu tidak berlaku untuk dia. Dengan santai Twk lebih memilih untuk melewatkan hari itu dalam kedai kopi. “Saya tunggu disini mi ko’,” ujarnya.

Itu belum seberapa. Bulan puasa lalu, saya harus duet dengannya lagi. Harus ke Gowa. Jelas tidak menguntungkan mengingat kita lagi dilarang untuk makan dan minum. Kembali saya dibuat terkejut dengan ulahnya di tengah jalan. Dengan santai dia masuk ke warung makan dan melahap menu yang dipesannya. “Tidak makan ko’,” singkat dan enteng. Dan itu terjadi empat kali selama kami bersama di bulan yang sama.
Dan saya pun sempat ingin bertanya dengan dia. Tapi saya urungkan karena dia sudah memberikan penjelasan. “Tidak tahu kapan saya bisa tercerahkan seperti kau. Tapi ini lah pilihan saya dan saya coba konsisten dengan itu. Saya tidak perlu lagi bertanya-tanya hanya untuk hal yang harus dilandaskan keyakinan karena saya belum yakin,” katanya.
“Jalani pilihanmu yang sesuai hati nurani mu. Karena itu yang terbaik.”
Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates