Selasa, 16 September 2008

PUDAR


DULU saya cukup bangga jadi suporter PSM. Sampai beberapa hari lalu, saya tetap menganggap kalau suporter PSM masih salah satu yang terbaik di Indonesia. Sampai dalam tiga tahun terakhir, saya tidak peduli dengan masukan banyak orang agar memuat tulitas agar mengkritik suporter karena mereka banyak yang manjat masuk Stadion Andi Mattalatta.

Saya tidak mau menyorot banyaknya tiket palsu yang beredar sebelum pertandingan. Apalagi banyaknya tiket gratis yang didapatkan, juga saya coba untuk tutup mata. Toh saya yakin semua mereka lakukan karena kecintaan pada PSM.

Tapi, malam tadi semua kebanggaan saya luntur. Seiring tangis Syamsul Chaeruddin di kamar ganti. Pemain merasa tidak lagi dapat roh Andi Mattalatta. Tidak ada lagi spirit saat PSM ketinggalan. Yang ada jusrtu lemparan batu. Aksi pengrusakan. Anarkisme..

1 komentar:

Anonim mengatakan...

pacce..PSM
lebih pacce lagi kelakuanna Suporterka..
MAri kita doakan mudah2an sanksi PSSI tidak fatal...dan ke depan PSM makin bagus mainnya..ada pertanyaanku dari dulu guf,,kenapa bukan dikau yang ikut psm..ayo coba..kita dukung bro...

supaya ada c.ronaldonya PSM

Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates